23 April World Book Day, Minat Baca Buku di Indonesia Masih Rendah

Setiap tanggal 23 April, dunia memperingati World Book Day (Hari Buku Sedunia).

World Book Day ditetapkan UNESCO dan organisasi pendidikan lainnya, hingga disetujui PBB.

Adanya Hari Buku Sedunia diharapkan dapat meningkatkan kembali minat baca. Membaca buku tidak hanya berguna bagi otak, tapi juga mental. Membaca bisa memelihara kesehatan mental.

Selain mendapat ilmu pengetahuan, membaca buku juga dapat menghilangkan stres. Dengan demikian, buku memiliki banyak manfaat bagi orang yang gemar membacanya.

Namun, seiring berkembangnya zaman, minat baca buku di Indonesia masih jauh dari kata cukup. Ini dikarenakan hadirnya gadget, yang menjadikan buku bertransformasi dalam bentuk digital.

Tidak bisa dipungkiri, di zaman modern ini buku kalah dengan ponsel pintar. Hanya dengan sentuhan, generasi saat ini sudah mendapat informasi dari buku yang berbentuk digital.

Pembaca Buku di Tahun 2023 Hanya 0,001 Persen

Data dari UNESCO dan Kemenkominfo menjelaskan, bila minat baca buku di Indonesia hanya di angka 0,001 persen. Dengan demikian, dari seribu orang hanya satu orang yang gemar membaca buku.

Satu contoh di jenjang pendidikan tinggi, perpustakaan masih dihuni mahasiswa walau jumlahnya tak seberapa. Namun, kebanyakan mereka yang pergi ke perpustakaan itu sedang menyusun laporan, tugas akhir, skripsi atau jurnal.

Di Tahun 2023, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara dalam Program for International Student Assessment (PISA) terkait minat baca.

Angka itu sangat mengkhawatirkan dan menunjukkan perlunya tindakan segera untuk meningkatkan minat baca di Indonesia.

7 Cara Meningkatkan Minat Baca

1. Peningkatan Fasilitas
Kurangnya fasilitas bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya minat baca, nyatanya fasilitas yang memadai seperti perpustakaan dengan koleksi buku yang beragam, ruang baca yang nyaman, dan akses internet dapat mempermudah aksesibilitas terhadap bahan bacaan.

2. Penguatan Lingkungan Sosial
Mendukung minat baca melalui lingkungan sosial yang positif, seperti keluarga yang mendorong membaca, teman sebaya yang saling membagikan buku, dan pendidikan yang memfasilitasi akses ke literatur yang bervariasi.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dengan komunitas lokal dan lembaga pendidikan, juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang mempromosikan minat membaca buku supaya semakin meningkat

3. Edukasi dan Kampanye Literasi
Pemerintah bersama stakeholder terkait bisa berkolaborasi untuk membuat kegiatan edukasi literasi yang menarik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Contohnya, seperti lokakarya, diskusi buku, dan pertemuan baca. Serta, mengedukasi masyarakat mengenai manfaat membaca, memberikan contoh dan inspirasi melalui cerita sukses individu yang terlibat dalam minat baca.

4. Sediakan Buku dengan Materi Beragam
Menyediakan berbagai jenis buku dan materi bacaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat.

Selain buku-buku fiksi, juga perlu diperhatikan penyediaan buku nonfiksi, majalah, koran, dan bahan bacaan populer lainnya yang menarik minat masyarakat untuk membaca.

5. Kolaborasi Antar Sektor
Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan, dan komunitas lokal sangat penting dalam mengatasi rendahnya minat baca.

Bersama-sama, dapat menciptakan program-program literasi yang efektif dan berkelanjutan.

6. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Menyediakan pendidikan berkualitas yang mendorong minat baca dan membangun kebiasaan membaca sejak dini. Sehingga, ketika anak-anak menginjak remaja dan dewasa, mereka memiliki kebiasaan yang ditanam sejak dini itu.

Selain itu, memperkaya kurikulum dengan kegiatan membaca yang interaktif dan menghadirkan berbagai genre literatur untuk meningkatkan minat baca. Peningkatan kapasitas guru juga perlu dilakukan. Sebab, guru menjadi ujung tombak kemajuan pendidikan.

7. Memanfaatkan Teknologi
Mengintegrasikan teknologi dalam program literasi untuk menjangkau lebih banyak orang. Misalnya dengan mengembangkan aplikasi bacaan digital, platform belajar daring, dan audiobook. Tidak lupa juga mengintegrasikan teknologi berbasis AI seperti misalnya ChatGPT.

Dalam upaya meningkatkan minat baca, perlu diingat bahwa setiap individu memiliki preferensi dan minat yang berbeda. Oleh karena itu, perlu gerakan beragam dan dilakukan secara kolektif dari semua unsur masyarakat. Yang paling penting, peningkatan minat baca dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat.

 

Related Post "23 April World Book Day, Minat Baca Buku di Indonesia Masih Rendah"
Menilik Bisnis Furnitur dari Limbah Marmer Hasil Karya Mahasiswa ITS
Presiden Jokowi Songsong Ekonomi Nasional 2024 dengan Optimisme
Pemerintah tak lagi Bangun Penampungan untuk Pengungsi Rohingya